Sabtu, 29 Oktober 2011

Memohon pada mu

Saat Aku SAKIT aku SELALU MEMOHON  pada MU
Untuk MENGANGKAT PENYAKIT  dari tubuh yang penuh dosa ini
saat aku mendapat kan KESULITAN aku SELALU MEMOHON pada MU
Untuk MENJADIKAN kesulitan MENJADI MUDAH
Saat aku TAK PUNYA HARTA aku SELALU MEMOHON pada MU
Untuk Memberikan KEKAYAAN
Saat aku DIRENDAHKAN aku SELALU MEMOHON pada MU
Untuk DIMULYAKAN
 Betapa BODOH nya aku TUHAN......
Karena saat SAKIT aku  Memohon KESEMBUHAN
Karena saat KESULITAN aku  Memohon  KEMUDAHAN
Karena saat TAK PUNYA HARTA aku Memohon KEKAYAAN
Karena saat aku DIRENDAHKAN aku Memohon KEMULYAAN

AMPUNI ke BODOHAN ku TUHAN

Karena  KENIKMATAN KESEHATAN  bisa membuat aku KUFUR
Karena KEMUDAHAN bisa membuat aku ANGKUH
Karena KEMULYAAN bisa membuat aku LUPA KEMULYANMU
Karena KEKAYAAN bisa membuat aku SOMBONG

TUHAN AMPUNI ke BODOHAN ku TUHAN
aku MOHON PADAMU TUHAN
hanya Satu TUHAN berikan hambamu ini KEKUATAN IMAM

********
a). Jika  kekuatan iman masuk ke dalam otak, maka akan tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang berfaedah dan otak itu menjadi cerdas ( rosyadah ).  
“Sampaikan berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan, lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya.2) Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk  dan mereka itulah orang-orang yang berakal. ” (Q.S. Az-Zumar: 17-18).
b). Kalau energi iman itu masuk ke urat-urat perasa / hati , maka ia akan tumbuh menjadi hati yang selamat (qalbun salim). “(Ingatlah) ketika ia datang kepada Rabbnya dengan hati yang suci.”  ( Q.S. Ash -Shaaffaat : 84). 
              Dari qalbun salim akan lahir akhlak yang mulia. Kita sebut juga akhlakul insaniyah, yakni manusia yang berbudi pekerti luhur dengan penuh kasih-sayang sesama saudara seiman.
c) Apabila iman itu meresap ke dalam alat/syaraf penggerak, maka ia akan menjelma menjadialat gerak yang tangkas. Karena itu orang beriman senantiasa cepat dalam mengambil keputusan dan tangkas dalam melakukan tindakan. “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang yang beriman.” (Q.S. Ali ‘Imran : 139).
d)  Pada saat iman berjumpa dengan nafsu, maka tenaga iman  akan mengendalikan nafsu dan mengarahkannya menjadi kekuatan yang positif. Nafsu yang terkendali akan memancarkan nur  dan menguatkan I’tiqad . Dengan demikian nafsu itu akan berubah menjadi nafsu yang tenang, yakni nafsu muthma’innah yang penuh kedamaian da

Tidak ada komentar:

Posting Komentar