Jumat, 25 November 2011

Aku Lelah Tuhan

Terkadang aku menjadi begitu lelah, terutama dalam menata hati. Ada banyak bagian yang begitu susah kumengerti, ntah bagaimana Tuhan menjadikannya hingga begitu rumit untuk kupahami. Bukan hanya perasaan cinta yang harus kutahan agar tak menggebu, atau perasaan sedih yang harus ku urai agar tak menyepi aku dalam lubang hitam pekat tak bermassa. Banyak hal yang masih tak kumengerti tentang rasa, tentang emosi, dan tentang jiwa. Waktu dua puluh tahun belum cukup bagiku memetakan sifat-sifat dasar manusia. Lelah, aku begitu lelah. Ingin berbaring sejenak untuk melepas penat, namun rasanya akan sangat sulit. Berbaring hibernasi puluhan abad pun tetap tak akan mampu mengangkat rasa letih ini. Rasa yang begitu membuatku menghela nafas panjang. Aku capek!

Tuhan, aku lelah. Aku merasa Engkau mengerti

Tuhan, sungguh aku kelelahan. Engkau tahu kan, kadang sikapku seperti malaikat.
Namun tak jarang aku menunjukkan wajah iblis dan setan-setan yang Kau kutuk itu.
Aku berikan efek dualisme kepada manusia agar mereka mengerti, apapun wajahku adalah tetap aku. Agar mereka mengerti bahwa pemilik segala kegelapan dan cahaya terang benderang adalah Engkau. Agar mereka mengerti, butuh cahaya untuk berjalan dalam jalan gelap menuju-Mu.
Tuhan, aku merasa Engkau terlalu banyak diam terutama terhadapku.
Marahkah Engkau? Tidak inginkah Engkau menjadikan aku seperti dahulu, kita saling tertawa saling curhat-curhatan. Aku curhat tentang masalahku dan Engkau tentang tugas-Mu.
Kau selalu membimbingku selaku layaknya guru, hingga hidup pun terdiam tak memiliki ruang untuk cemburu. Aku menyebut nama-Mu seribu kali dan Engkau pun bernyanyi dengan namaku sejuta kali. Sungguh indah, namun itu dulu. Aku tak mengerti, sejak kapan Engkau mulai diam terhadapku.

Tuhan, sumpah aku teramat lelah.

Berbicaralah, jangan terus diam.

Berikan aku petunjuk atau hatiku telah terlalu hitam hingga suara-Mu yang keras mengguntur sama sekali tak kudengarkan?! Atau sudah terlalu tulikah aku? Tak Engkau gubris air mataku yang terus mengucur dimalam-malamku? Namun terhadap manusia aku tetap tertawa, tersenyum seolah tak ada yang terluka. Padahal sejatinya aku sedang sekarat dan jiwaku yang kehausan amat begitu letih. Tuhan, Engkau tahu apa yang paling kutakutkan? Jika aku bertemu dengan-Mu tanpa perasaan cinta. Aku takut jika aku bertemu dengan-Mu kelak yang ada hanyalah perasaan takut.
Sungguh jangan seperti itu.
Berikan aku rasa cinta kepada-Mu lebih luas dari dunia dan segala isinya. Agar tak letih aku menunggu kapan Engkau cabut akar jiwa ini.

Tuhan, aku ingin Memeluk-Mu, atau menyandarkan Kepalaku .
Sungguh rasa ini memuncak, memberi rasa letih dan harapan cemas, Tuhan, aku menunggu… dalam letih. Tuhan, jangan terlalu lama. Sungguh aku teramat lelah.
Read More ..

Kamis, 24 November 2011

Sharing Dengan Tuhan

Tuhan, di malam ini aku hanya ingin bercerita banyak dengan-Mu. Tentu Kamu punya waktu, aku tahu kamu pasti punya waktu. Sebab aku kesepian disini. Ah, itupun kalau Kamu ada diatas. Mungkin juga Kamu ada di bawah kan? Atau sedang ada disampingku malah? Kalau dihitung hitung, senang kiranya Kamu kuajak mengobrol begini. Setidaknya sekedar pengusir bosan ditengah kesendirianku ini. Iya kan?

Aku hanya ingin sharing sedikit tentang kehidupan ini Tuhan. Ah bagaimana aku harus memanggil-Mu? Nama panggilan-Mu pun aku tak tahu? karena begitu banyak nama-Mu. Apa kiranya yang enak? Huh, kamu selalu diam saja. Baiklah, agar lebih akrab, bagaimana kalau kupanggil dengan Han saja? Bagaimana?

OK. Kalau begitu Han saja.

Begini Han, aku cuma sedang sesak saja berjalan di bumi-Mu ini. Makanya aku ingin bicara banyak seputar hidup di dunia, yang ENGKAU sendiri buat, tentu sedang tertawa-tawa di sana mendengar ini semua. Iya kan? Ah terserah kau lah. Tertawa lah sepuasmu, tapi please… dengarkan segala ocehanku ya, ya, ya ?

Han kenapa  benda di dunia yng bernama uang Han ciptakan??

Han...... 
Uang, uang, uang, uang. Uang bertebaran, laksana daun.
Mudah datang mudah pergi. Seperti bergantinya musim.
Uang menjadi sumber pertikaian, perkelahian, dan keserakahan.
Tangis bisa terjadi. Gembira bisa bermakna.
Adapun uang menjadi tuan atas kita. Memperbudak kita untuk mengejarnya??

Han....
Uang adalah Kertas itu ampuh
Dahsyat
Putuskan pelangi indah persaudaraan
Rubah teman menjadi lawan
Bisukan mulut-mulut manusia
Menghapus hitam menjadi putih
Melukis putih menjadi hitam
Membunyikan palu sang hakim
Membuat kepala terangguk
Membeli tawa
Membeli teman
Bahkan membeli harga diri pun mampu

Tahu lah Han....

Terima kasih ya sudah menemaniku malam-malam begini. Tentu kamu banyak tugas yang lain. Kamu memang the best. Baiklah, aku sudah puas sekarang. Aku tahu kamu membisu demi kebaikan hubungan kita kan? Antara kamu dan aku. Antara kamu dengan seisi penghuni bumi. Iya kan? Iya kan Han? Semoga saja.
Read More ..

Selasa, 22 November 2011

Dalam Diam ku

Diam, Termenung, dan Diam
Memandang kelamnya malam
Memandang taburan bintang di angkasa
Melihat bayangan di atas wajahku
Termenung ‘ku melangkah di hidup ini
Hanya ada renungan yang membayang di pikiranku
Wahai dunia, apakah ini yang sebenarnya
Sungguh indah di cahaya mata
Tapi ntahlah yang sebenarnya
Seakan sendiri melangkah pahitnya hidup ini
Mungkin ‘ku tak sendiri
Seandainya kau ada di sini denganku
Berbagi rasa yang sama
Walaupun takkan pernah sama
Tapi hanya bayangmu yang selalu menemaniku
Hiasi malam sepiku
‘Ku sangat ingin bersama dirimu
Memang tak selalu ada yang terbaik
Dari diri ini
Tapi ‘ku tak akan pernah berpaling darimu
Jiwa, rasa, dan kisana
Sanggupkah ‘ku terus terlena
Tanpa ada seorangpun yang menemaniku
Ntahlah…
Hanya pikiran yang mematung tersirat
Syair ini seutas lintasan dalam pikiranku
Untuk diriku seorang, atau juga untuk dirimu
Ntahlah…
Seperti terbesit heningan diriku
Ya karim, Ya rahman
Hanya kepadamu aku berpulang dan menghiba
Tentang semua yang terjadi dalam hidupku
Sesungguhnya aku hanya sebidak catur dalam permainan catur
Yang telah engkau ciptakan..
Tapi semua akan ‘ku jalani
Seperti rambut ini yang kian memutih
Menunggu dan melangkah seorang diri
Seperti untaian bunga krisan yang berguguran
Mata ini merah menahan tangis


Banyak cerita yang ingin kujelaskan pada diriku sendiri.
Namun diam adalah jalan yang kupaksakan pada hujan hari ini.

Read More ..

Diam dalam Seni

Bukankah diam adalah perjalanan paling puisi?
Seperti di perjalanan, berdiam tanpa melakukan apapun memerlukan rute, juga waktu, sering juga alasan meski terkadang tanpa tujuan.Dan sunyi!

Bukankah kesunyian adalah perjalanan paling puisi?
Sunyi mampu mendengar denting hati. Seperti malam yang mendengar bunyian. Seperti hening yang membuka jendela jiwa. Seperti di kesenyapan gerak diam, jiwa menemukan dentum iramanya. Demikianlah jalan sunyi mempertemukan dengan kekasih jiwa. Ketika diam adalah puncak rasa,
melampaui semua tanda baca dan kata-kata.
Pejamkan mata. Sebab dengan tanpa melakukan apapun, kita membaca semesta. Membiarkannya melingkupi seperti angin seperti udara seperti hampa yang demikian penuh.
Menjadi satu dengan semesta.
Read More ..

DOA

Dalam do’a
Seribu harap terus kuucap
Seribu pinta kurangkai kata
Dalam do’a
Kupasrah bukan menyerah
Kutinggal bersama tawakkal
Kuserahkan yang terjadi pasti
Setiap kehendak dari Ilahi
Dalam do’a
Kutumpahkan segala hina diri
Demi kasih murni sejati
Dalam do’a
Read More ..

Kamis, 17 November 2011

Bukan Nyerah Tapi Pasrah


Dalam langkah mewujudkan impian kita, tahap terakhir sebelum mimpi itu menjadi nyata - dalam beberapa buku bahkan Al Qur'an - disebutkan satu sikap: pasrah. Merelakan. Ikhlas. Terwujud atau tidaknya kita serahkan pada Tuhan. 
Setelah kerja keras setengah mati, membentur-bentur tembok, tubuh babak belur, Tuhan menyodorkan pilihan: mau keras kepala memaksakan kehendakmu atau kau percayakan pada-Ku untuk menentukan takdir terbaikmu?
Saya adalah orang yang sulit sekali menyerah. Tepatnya: tidak mungkin
menyerah. Tapi pasrah adalah mempercayakan Tuhan dengan Kemahakuasaan-Nya menyempurnakan kerja keras kita. 
Logikanya sederhana: kita hidup di dunia ini toh dikasih pinjem. Seluruh properti di dunia ini termasuk diri kita ini milik-Nya. Lha ya terserah Dia to mau mengabulkan doa yang mana atau mewujudkan impian siapa. Kalau Tuhan iseng meniup nyawa saya saat menulis blog ini, bablaslah saya tanpa sempat pamit kepada Anda semua.
Beberapa hari ini saya sering termenung di persimpangan. Beberapa keajaiban mendatangi saya, justru ketika saya merasa jalan keluar semakin sulit didapatkan. Saat saya terengah-engah kelelahan tanpa bayangan keberhasilan, cahaya itu datang: yang mustahil bukan tidak mungkin. Saya banyak terselematkan saat injury time. Justru saat saya pasrah, bukan saat saya onfiremengejar impian mati-matian.
Apa sih yang gak mungkin buat Tuhan? Kun fayakun maka terjadilah kehendak-Mu. 
Tapi malam ini aku lelah ya Tuhan (entah mengapa kau ciptakan lelah untuk tubuhku), kubutuh istirahat sebentar agar besok bisa memenuhi kewajibanku pada-Mu lagi: menjadi rahmatan lil 'alamien
Akan kuselesaikan masalah yang mampu kuselesaikan, tapi yang di luar batas kemampuanku kumohon Engkau hadir meminjamkan kekuatan-Mu. Aku tidak menyerah, kuhanya mencoba menjalani takdir-Mu dengan lebih ikhlas.
Sebagai satu-satunya Tuhan yang diakui di alam semesta ini, aku percaya Engkau pasti tidak menentukan takdir dan nasib seseorang dengan sembarangan. 
Jadikan aku hamba-Mu yang ikhlas, yang pasrah, yang mampu membaca hikmah saat kun fayakun-Mu hadir untuk menjawab doa-doaku yang mungkin aneh di telinga manusia yang lain, tapi pasti tidak di telinga-Mu. Amien ya Robbal Alamien...
Read More ..

Ketahuilah olehmu aku hanya wanita biasa..."

Kepadamu yang akan menjadi pendampingku kelak..

Terimakasih karena telah memilihku di antara ribuan bidadari di luar sana yang siap untuk kau pilih..

Padahal kau begitu tahu, aku hanya wanita biasa, yang sangat jauh dari sempurna.

Karenanya ku ingin kau tahu, aku bukan wanita yang sempurna, aku begitu banyak kekurangan. Maka ketahuilah..

Kepadamu yang akan memilihku kelak..
Aku tak sebijak bunda Khadijah..

Karenanya ku ingin kau tahu, aku bisa saja berbuat salah dan begitu menyebalkan.

Maka ku mohon padamu, bijaklah dalam menghadapiku, jangan marah padaku, nasihati aku dengan hikmah, karena bagiku kaulah pemimpinku, tak akan berani ku membangkang padamu..

Duhai kau yang telah memilihku kelak..

Ingatlah, tak selamanya aku dapat tampak cantik di matamu, ada kalanya aku akan begitu kusam dan jelek.

Mungkin karena aku begitu sibuk berjibaku di dapur, menyiapkan makan untuk kau dan malaikat-malaikat kita nanti -insya’Allah-.

Maka aku akan tampak kotor dan berbau asap.

Atau karena seharian ku harus membenahi istana kecil kita, agar kau dan malaikat kita dapat tinggal dengan nyaman dan sehat.

Maka mungkin aku tak sempat berdandan untuk menyambutmu sepulang bekerja..

Ataukah kau akan menemukanku terkantuk-kantuk saat mendengar keluhan dan ceritamu, bukan karena aku tak suka menjadi tempatmu menumpahkan segala rasamu, tapi karena semalam saat kau tertidur dengan nyenyak, aku tak sedetikpun tertidur karena harus menjaga malaikat kecil kita yang sedang rewel, dan ku tau kau letih mengais rezeki untuk kami maka tak ingin ku mengusik sedikit pun lelapmu..

Jadi jika esok pagi kau mendapatiku begitu letih dan ada lingkaran hitam di mataku, maka tetaplah tersenyum padaku, karena kau adalah kekuatanku..

Padamu yang menjadi nahkoda dalam hidupku kelak..

Ketahuilah, aku tak sesabar Fatimah,

Ada kalanya kau akan menemukanku begitu marah, menangis dan tak terkontrol, bukan karena ku membangkang padamu, tapi aku hanya wanita biasa, aku juga butuh tempat untuk menumpahkan beban di hatiku, tempat untuk melepaskan penatku, dan mungkin saat itu aku tak menemukanmu, atau kau begitu sibuk dengan pekerjaanmu..

Maka bersabarlah, yang ku butuhkan hanya pelukan dan belaianmu..

Karena bagiku kau adalah tetesan embun yang mampu memadamkan segala resahku..

Ataukah ada kalanya tanganku akan mencubit dan memukul pelan si kecil karena lelah dan penatku di tambh rengekannya yang tak habis-habisnya.

Sungguh bukan karena ku ingin menyakitinya, tapi kadang aku kehabisan cara untuk menenangkan hatinya..

Maka jangan membentakku karena telah menyakiti buah hati kita, tapi cukup kau usap kepalaku, dan bisikkan kata sayang di telingaku, karena dengan itu ku tau kau selalu menghargai semua yang ku lakukan untuk kalian, dan kau akan menemukanku menangis menyesali perlakuanku pada malaikat kita, dan aku akan merasakan ribuan kali rasa sakit dari cubitan yang ku berikan padanya, dan aku akan berjanji tak akan mengulanginya lagi..

Padamu yang menjadi imam dalam hidupku kelak..

Ketahuilah, aku tak secerdas Aisyah..

Maka jangan pernah bosan mengajariku, membimbingku ke arah-Nya, walau kadang aku begitu bebal dan bodoh, tapi jangan pernah letih mengajariku..

Jangan segan membangunkanku di sepertiga malam untuk bersamamu bermunajat pada Kekasih yang Maha Kasih..

Jangan letih mengingatkanku untuk terus bersamamu mendulang pahala dalam amalan-amalan sunnah..

Bimbing tanganku ke Jannah-Nya, agar kau dan aku tetap bersatu di dalamnya..

Padamu yang menjadi kekasih hati dan teman dalam hidupku..

Seiring berjalannya waktu, kau akan menemukan rambutku yang dulu hitam legam dan indah, akan menipis dan memutih.

Kulitku yang bersih akan mulai keriput. Tanganku yang halus akan menjadi kasar.. Dan kau tak akan menemukanku sebagai wanita cantik, yang kau khitbah puluhan tahun yang lalu.. Bukan wanita muda yang selalu menyenangkan matamu..

Maka jangan pernah berpaling dariku.. Karena satu yang tak pernah berubah, bahkan sejak dulu akan terus bertambah dan kian membuncah, yaitu rasa cintaku padamu..

Ketahuilah.. Tiap harinya, tiap jam, menit dan detiknya, telah aku lewati dengan selalu jatuh cinta padamu..

Maka, cintailah aku, dengan apa adanya aku..

Jangan berharap aku menjadi wanita sempurna..

Maafkan aku karena aku bukan putri..
Read More ..