Selasa, 22 November 2011

Dalam Diam ku

Diam, Termenung, dan Diam
Memandang kelamnya malam
Memandang taburan bintang di angkasa
Melihat bayangan di atas wajahku
Termenung ‘ku melangkah di hidup ini
Hanya ada renungan yang membayang di pikiranku
Wahai dunia, apakah ini yang sebenarnya
Sungguh indah di cahaya mata
Tapi ntahlah yang sebenarnya
Seakan sendiri melangkah pahitnya hidup ini
Mungkin ‘ku tak sendiri
Seandainya kau ada di sini denganku
Berbagi rasa yang sama
Walaupun takkan pernah sama
Tapi hanya bayangmu yang selalu menemaniku
Hiasi malam sepiku
‘Ku sangat ingin bersama dirimu
Memang tak selalu ada yang terbaik
Dari diri ini
Tapi ‘ku tak akan pernah berpaling darimu
Jiwa, rasa, dan kisana
Sanggupkah ‘ku terus terlena
Tanpa ada seorangpun yang menemaniku
Ntahlah…
Hanya pikiran yang mematung tersirat
Syair ini seutas lintasan dalam pikiranku
Untuk diriku seorang, atau juga untuk dirimu
Ntahlah…
Seperti terbesit heningan diriku
Ya karim, Ya rahman
Hanya kepadamu aku berpulang dan menghiba
Tentang semua yang terjadi dalam hidupku
Sesungguhnya aku hanya sebidak catur dalam permainan catur
Yang telah engkau ciptakan..
Tapi semua akan ‘ku jalani
Seperti rambut ini yang kian memutih
Menunggu dan melangkah seorang diri
Seperti untaian bunga krisan yang berguguran
Mata ini merah menahan tangis


Banyak cerita yang ingin kujelaskan pada diriku sendiri.
Namun diam adalah jalan yang kupaksakan pada hujan hari ini.

Read More ..

Diam dalam Seni

Bukankah diam adalah perjalanan paling puisi?
Seperti di perjalanan, berdiam tanpa melakukan apapun memerlukan rute, juga waktu, sering juga alasan meski terkadang tanpa tujuan.Dan sunyi!

Bukankah kesunyian adalah perjalanan paling puisi?
Sunyi mampu mendengar denting hati. Seperti malam yang mendengar bunyian. Seperti hening yang membuka jendela jiwa. Seperti di kesenyapan gerak diam, jiwa menemukan dentum iramanya. Demikianlah jalan sunyi mempertemukan dengan kekasih jiwa. Ketika diam adalah puncak rasa,
melampaui semua tanda baca dan kata-kata.
Pejamkan mata. Sebab dengan tanpa melakukan apapun, kita membaca semesta. Membiarkannya melingkupi seperti angin seperti udara seperti hampa yang demikian penuh.
Menjadi satu dengan semesta.
Read More ..

DOA

Dalam do’a
Seribu harap terus kuucap
Seribu pinta kurangkai kata
Dalam do’a
Kupasrah bukan menyerah
Kutinggal bersama tawakkal
Kuserahkan yang terjadi pasti
Setiap kehendak dari Ilahi
Dalam do’a
Kutumpahkan segala hina diri
Demi kasih murni sejati
Dalam do’a
Read More ..