Bukankah diam adalah perjalanan paling puisi?
Seperti di perjalanan, berdiam tanpa melakukan apapun memerlukan rute, juga waktu, sering juga alasan meski terkadang tanpa tujuan.Dan sunyi!
Bukankah kesunyian adalah perjalanan paling puisi?
Sunyi mampu mendengar denting hati. Seperti malam yang mendengar bunyian. Seperti hening yang membuka jendela jiwa. Seperti di kesenyapan gerak diam, jiwa menemukan dentum iramanya. Demikianlah jalan sunyi mempertemukan dengan kekasih jiwa. Ketika diam adalah puncak rasa,
melampaui semua tanda baca dan kata-kata.
Pejamkan mata. Sebab dengan tanpa melakukan apapun, kita membaca semesta. Membiarkannya melingkupi seperti angin seperti udara seperti hampa yang demikian penuh.
Menjadi satu dengan semesta.
Seperti di perjalanan, berdiam tanpa melakukan apapun memerlukan rute, juga waktu, sering juga alasan meski terkadang tanpa tujuan.Dan sunyi!
Bukankah kesunyian adalah perjalanan paling puisi?
Sunyi mampu mendengar denting hati. Seperti malam yang mendengar bunyian. Seperti hening yang membuka jendela jiwa. Seperti di kesenyapan gerak diam, jiwa menemukan dentum iramanya. Demikianlah jalan sunyi mempertemukan dengan kekasih jiwa. Ketika diam adalah puncak rasa,
melampaui semua tanda baca dan kata-kata.
Pejamkan mata. Sebab dengan tanpa melakukan apapun, kita membaca semesta. Membiarkannya melingkupi seperti angin seperti udara seperti hampa yang demikian penuh.
Menjadi satu dengan semesta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar