Waktu
kecil dulu aku suka menatap pelangi yang datang bersama dengan perginya
hujan itu. Itu sebabnya kenapa aku suka dengan hujan, karena aku yakin
setelah hujan berhenti selalu ada pelangi di langit biru itu. Pelangi
itu Indah.
Waktu
kecil juga, aku suka dengan langit biru dengan kapas putih yang banyak
itu. Putih yang aku liat diatas tanpa noda. Biru yang aku liat tanpa
cela. Langit itu sahabatku.
Setelah aku beranjak dewasa sekarang, aku terhenyak ketika menyadari pelangi itu tidak lagi indah. Tidak lagi selalu ada setelah hujan itu berlalu. Sekarangpun, Aku juga tidak terlalu suka dengan suara dan derasnya hujan itu. Ada rasa perih ketika hujan itu menyambar bumi. Lebih terkejut lagi sejak aku dapati langit itu tidak lagi cerah. Mendung kerapkali mendekati si kapas putih hingga warna hitam itu menguasai daerahnya. Aku berpendapat bahwa duniaku ini tidak akan ada lagi pelangi. Pelangi itu menyelinap pergi. Langitku telah meninggalkan aku dengan segurat luka yang dalam. Penantian yang tak berujung dan sia-sia saja rupanya.
Ternyata apa yang dugaanku salah, Aku terlalu naif untuk mengartikan arti indahnya pelangi dan setianya langit. Aku terlalu hanyut dengan diri dan pikiranku sendiri.
Setelah aku beranjak dewasa sekarang, aku terhenyak ketika menyadari pelangi itu tidak lagi indah. Tidak lagi selalu ada setelah hujan itu berlalu. Sekarangpun, Aku juga tidak terlalu suka dengan suara dan derasnya hujan itu. Ada rasa perih ketika hujan itu menyambar bumi. Lebih terkejut lagi sejak aku dapati langit itu tidak lagi cerah. Mendung kerapkali mendekati si kapas putih hingga warna hitam itu menguasai daerahnya. Aku berpendapat bahwa duniaku ini tidak akan ada lagi pelangi. Pelangi itu menyelinap pergi. Langitku telah meninggalkan aku dengan segurat luka yang dalam. Penantian yang tak berujung dan sia-sia saja rupanya.
Ternyata apa yang dugaanku salah, Aku terlalu naif untuk mengartikan arti indahnya pelangi dan setianya langit. Aku terlalu hanyut dengan diri dan pikiranku sendiri.
Pelangi itu tetap indah bahkan sekarang tidak hanya dengan 7 warnanya. Kini pelangi itu datang dengan jutaan warna yang bahkan belum pernah aku lihat waktu kecil dulu. Air hujan yang jatuh dari langit ternyata telah membasuh membalut luka sang bumi. Bumi sudah terlalu kering hingga perlu di basahi.
Langit
sudah bisa tersenyum kini. Hitam yang menggelayutinya telah beranjak
pergi. Sekarangpun langit biru jauh lebih bersinar dengan warna
putihnya. Aku yakin langit sedang tersipu malu ketika pelangi kembali
menghiasinya dengan jutaan warna.
Kamu bukan saja hanya langit biru, yang setia berkawan denganku,tapi kau pelangi. semua bunga yang datang dalam lelap tidurku adalah wangimu.Terima kasih pelangiku kau selalu hadir disaat ku ingin melihat keindahanmu.
Kamu bukan saja hanya langit biru, yang setia berkawan denganku,tapi kau pelangi. semua bunga yang datang dalam lelap tidurku adalah wangimu.Terima kasih pelangiku kau selalu hadir disaat ku ingin melihat keindahanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar